-->

Bernostalgia bersama teman teman dulu (baca pelan pelan dan resapi)

Berhentilah berperasangka buruk kepada orang.
Kutulis ini sebagai nasehat untuk diri sendiri, agar benar dalam bersikap dan bertutur di acara halal bi halal pasca lebaran, karena undangan halal bi halal sudah memenuhi schedule weekend-ku sebulan ke depan.
Dalam setiap halal bi halal, terselip reunian dengan teman TK, teman SD, SMP, SMA, kuliah, tetangga di kampung saat kecil dulu, tetangga saat ngontrak dulu, dll dll.
Yang harus dingat…waktu itu tidak diam membatu, namun bergerak dinamis, merubah banyak hal.
Erwin dan hendra
Semasa sekolah stm musdah perbaungan

Jadi kalo waktu SMP seorang teman sedemikian imut, puluhan tahun berlalu, bisa saja sekarang berat badannya menjadi 4kali lipat dari yg kita kenal.
Teman SMA yang dulu lincah riang sebagai primadona, sekarang bisa saja keriput mukanya, ompong giginya, ada bekas luka di bawah matanya, dll dll.
Tetangga kecil waktu di kampung yang dulu lusuh, hitam, terbalut kemiskinan, sekarang berbinar, mulus, wangi, terawat, berselimut kemewahan.

Waktu merubah banyak hal.
Cukuplah reuni sebagai reuni, temu kangen, bermaaf maafan.
Jangan rusak hati teman dengan kalimat kepo “ihhh, itu luka dibawah mata elo kenapa? Serem amat ngeliatnya” . kecuali dia dengan senang hati yang bercerita.
Karena kita hanya bertemu satu hari, setelah ribuan hari terpisah.
Kita nggak pernah tau bagaimana untaian duka demi duka dialami oleh seorang teman lama. Luka di bawah mata bisa jadi karena KDRT yang sudah bertahun lalu dia terima, dan dia tak berkenan lagi untuk memunculkan pilu itu ke topic pembicaraan.
Foto saat kita smp dulu
Smp. Neg pantai cermin

Atau kalimat “Ya ampuuuun, uban elo banyak amat, mikirin apa sih? Hidup mah santai ajalah, enggak usah mikir macam-macam, udah ada Tuhan yang mengatur,”. Jangan sok tau.
Soal uban, ada factor genetic yang mempengaruhi, bisa juga karena shampoo atau kosmetik atau benar karena banyak pikiran. Jangan sok tau berkomentar “, enggak usah mikir macam-macam, udah ada Tuhan yang mengatur,”
Karena kita nggak tau, bisa jadi suaminya pernah kecelakaan berat sehingga seluruh beban ekonomi tertumpu padanya seorang, atau dia pernah tertipu oleh rekan bisnis sehingga mengalami puncak kebangkrutan yang menyebabkannya sulit bernafas,dll dll.
Ingatlah, tak semua realita hidup, berakhir indah di pelaminan berbunga-bunga bak film india.
Jangan lupa, hidup bukan telenovela yang selalu bertaburan cinta dimana-mana.
Kalau sampai hari ini, kamu tetap terlihat muda, atau badanmu tetap seramping dulu, itu mungkin karena kamu memang berbakat awet muda, atau kamu tak punya bakat gemuk, atau karena hidupmu memang baik-baik saja, anak anak sehat, suami baik, ekonomi mapan, lingkungan menyenangkan, keluarga penuh dukungan, dll.
Sayangnya, kita semua hidup dengan skenario yang tak sama. Kita berjalan di jalan masing-masing yang berbeda.
Ada yang jalannya indah bertaburan bunga, lembut empuk beralas karpet merah semerbak bunga kenanga.
Ada yang jalannya berliku, berkelok, hingga si pejalan doyong kelelahan.
Ada yang jalannya kecil, sempit, licin, terjal sehingga si pejalan nyaris sesak nafas, dahinya berkerut dalam konsentrasi penuh, giginya menggigit bibir mengumpulkan kekuatan.
Ada yang jalannya datar, lebar, membosankan.

Beragam.
Jadi, kamu nggak tau seperti apa temanmu bertahan dijalanan seperti itu.
Kalau hari ini, dia datang ke reuni, dia berkunjung ke bi halal, maka bahaslah yang baik-baik saja. Jaga pandanganmu, kamu datang untuk bermaaf-maafan dan temu rindu, bukan sebagai penyidik kehidupan temanmu.
Kalau hari ini dia datang ke reuni atau ke halal bi halal, sapalah dia dengan hangatnya cinta, bisa jadi dia telah mematahkan duri gengsi. bertarung dengan malu, demi memupuskan rindu padamu.
Tidak perlu ada kata-kata sambutan yang membosankan, apalagi yang terpilih memberikan kata sambutan yang paling baik kehidupan duniawinya di matamu. Karena yang terbaik dimatamu, bisa jadi yang terburuk di mata Tuhanmu.
Kalau temanmu ikhlas bercerita, dengarkanlah dengan telinga dan jiwa.
Bertanya khabar tentu saja wajib, tapi jangan bertanya dengan nada curiga.
Mari jadikan reuni atau halal bi halal murni sebagai ajang bermaafan sekaligus wahana nostalgia.

No comments