-->

Tembakau tanah melayu yang sangat di kenal di seluruh dunia

Siapa yang tidak kenal dengan sumatera yang sangat, terkenal dengan rempah rempahnya, salah satunya adalah tembakau.

berasal dari tanah Deli atau Melayu yang ada di Sumatera Utara (Sumut). Meski tanaman tembakau bukan merupakan komoditas langka, namun hanya dari tanah Deli inilah, tembakau deli memiliki taste atau rasa yang berbeda dengan tembakau mana pun di dunia.
Pohon tembakao yang ada di
Sumatera

Keistimewaan spesialnya tembakau deli ini, membuat pasar Eropa sejak masa Indonesia dijajah Belanda pun tetap menjadi konsumen besar untuk tembakau yang dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 2 tersebut.
Namun, anehnya, komoditas yang dijadikan pembalut cerutu bagi konsumen Eropa itu tidak dapat terus berbangga atas keistimewaannya tersebut. Adanya larangan merokok di Eropa, membuat PTPN2 melakukan "penyempitan" lahan untuk mengembangkan tembakau deli yang otomatis berdampak pada jumlah produksi yang akan dipasarkan di luar.

Bayangkan saja, tahun 2005 penanaman dilakukan sebanyak 2.000 ladang, tahun 2006 menurun dengan 1.000 ladang, 2007 tembakau ditanam 900 ladang dan tahun 2008 menurun lagi hanya sekitar 800 ladang.
Pohon tembako. Foto erwin

Dan, kini untuk tanaman tahun 2013, tidak sampai 700 ladang. Bahkan yang dulunya PTPN2 memiliki 12 kebun ditahun 1990-an, kini hanya tingal tiga kebun saja yang bertahan yakni kebun Helvetia, Buluh Cina dan Kelumpang.
Wakil Manager Distrik Tembakau PTPN2, Mariadi, kepada MedanBisnis akhir pekan lalu, menjelaskan, kelangsungan tanaman tembakau deli semakin pudar di tengah lahan yang juga menciut. Selain faktor permintaan dan tanah juga dipengaruhi banyaknya lahan milik PTPN2 yang digarap masyarakat. "Tahun ini tidak sampai 600 ladang kita tanam tembakau. Kebun Helvetia lahannya banyak digarapi masyarakat," ujarnya

Diakuinya, tamanan tembakau merupakan aset bangsa dan sejarah Indonesia. Tapi manajemen sendiri masih kewalahan untuk mengembangkannya karena modal produksi tanaman tembakau tidak terbilang kecil, sedangkan permintaan menurun.
Tembako sumatera perkebunan
Batang kuis


Kondisi itu pula yang membuat PTPN2 menghentikan pelelangan tembakau deli di Brehmen, Jerman pada tahun 2011. Penjualan tembakau deli langsung dilakukan di Indonesia dengan terlebih dahulu melakukan promosi melalui agen di Jerman.
"Dengan begini, harga bisa naik karena ada nilai tawar. Kita juga sudah memiliki gudang penyimpanan tembakau yang sesuai standar sehingga tembakau masih aman dan berkualitas," ungkapnya.

Lantas, di mana kesalahan dari hilangnya pamor  tembakau deli ini? Mungkin pertanyaan tersebut terselip di hati masyarakat Deli khususnya Sumut. Kalau dilihat dari tanah yang masih subur, seharusnya tanaman tembakau dapat terus berkembang seiring zaman di mana kebutuhan akan tembakau sebagai salah satu konsumsi untuk merokok semakin besar.

No comments